Saat ini, fotografi bukan lagi aktivitas eksklusif milik fotografer profesional. Siapa pun bisa memotret—baik untuk hobi, pekerjaan, maupun sekadar selfie. Namun, untuk menghasilkan foto yang memukau, dibutuhkan pemahaman tentang teknik dasar fotografi.
17 Teknik Fotografi Pro
Berikut ini adalah 17 teknik fotografi profesional yang mudah dipahami dan bisa langsung kamu praktikkan, baik menggunakan kamera DSLR, mirrorless, maupun smartphone.
1. Exposure (Pencahayaan)
Exposure adalah dasar dari fotografi. Teknik ini menentukan seberapa terang atau gelap sebuah foto. Tujuannya adalah mendapatkan pencahayaan yang seimbang—tidak terlalu terang (overexposed) maupun terlalu gelap (underexposed).
2. Segitiga Exposure
Untuk mengontrol exposure secara akurat, kamu harus memahami segitiga exposure, yaitu:
Aperture (bukaan lensa)
Shutter speed (kecepatan rana)
ISO (sensitivitas sensor)
Tiga elemen ini bekerja sama menentukan pencahayaan yang tepat, terutama di kondisi minim cahaya (low light).
3. Komposisi Foto
Komposisi adalah cara menyusun elemen dalam foto. Teknik ini membantu menciptakan keseimbangan visual dan menarik perhatian ke subjek utama. Gunakan prinsip seperti Rule of Thirds, Leading Lines, dan Framing untuk hasil yang estetis.
4. Depth of Field (DoF)
Teknik ini menciptakan efek fokus tajam pada objek utama dan latar belakang yang blur. Cocok untuk foto potret atau makro. Diatur melalui aperture (semakin kecil f/number, semakin sempit area fokus).
5. RAW Processing
Format RAW menyimpan data foto tanpa kompresi, memberi fleksibilitas besar dalam pengeditan. Cocok untuk profesional yang ingin mengolah warna, pencahayaan, dan detail secara maksimal menggunakan software editing seperti Lightroom atau Photoshop.
6. High-Key Photography
Teknik ini menghasilkan foto yang cerah dengan cahaya lembut dan minim bayangan. Umumnya digunakan untuk memotret wajah, anak-anak, atau produk agar terlihat bersih dan segar.
7. Long Exposure Photography
Gunakan shutter speed lambat (misalnya 30 detik) untuk menangkap gerakan objek seperti air terjun, ombak, atau lalu lintas malam hari. Butuh tripod agar gambar tidak goyang.
8. Flash Photography
Menggunakan lampu kilat (flash) untuk menambahkan atau mengontrol pencahayaan, terutama di ruangan gelap. Bisa dikombinasikan dengan filter warna untuk hasil yang unik dan berkarakter.
9. Panoramic Photography
Teknik ini menyatukan beberapa frame foto menjadi satu gambar lebar yang menangkap keseluruhan pemandangan. Dapat dilakukan dengan kamera digital maupun HP yang mendukung mode panorama.
10. Zooming
Menghasilkan efek visual dengan memperbesar subjek saat shutter terbuka, membuat background terlihat kabur dan subjek jadi sorotan. Biasanya menggunakan shutter speed 1/30 detik atau lebih lambat.
11. Freezing Motion
Membekukan gerakan objek yang cepat, seperti air memercik atau atlet berlari, dengan shutter speed tinggi (1/1000 detik atau lebih). Hasilnya tajam, seolah waktu berhenti.
12. Siluet (Silhouette Photography)
Menonjolkan bayangan gelap dari objek dengan latar belakang terang. Teknik ini sederhana, tetapi sangat kuat secara visual. Cocok saat sunrise atau sunset.
13. Field of View (FOV)
Teknik ini menentukan seberapa luas area yang bisa ditangkap lensa. Jenis FOV termasuk:
Extreme Close-Up
Head Shot
Medium Shot
Full Shot
Pemilihan FOV menentukan nuansa dan konteks dalam foto.
14. Sudut Pengambilan Gambar
Sudut pengambilan gambar menentukan perspektif. Tiga sudut populer:
Eye Level: sejajar mata, paling natural
Bird’s Eye: dari atas, memberi kesan luas
Frog Eye (Low Angle): dari bawah, membuat objek tampak besar dan dominan
15. Bulb Photography
Teknik ini memungkinkan kamu membuka shutter selama mungkin, biasanya dengan kabel release dan tripod. Digunakan untuk memotret langit malam, kembang api, atau cahaya lampu yang membentuk garis.
16. Macro Photography
Teknik makro memotret objek dari jarak sangat dekat, sehingga detail kecil tampak besar dan tajam. Cocok untuk memotret bunga, serangga, atau tekstur benda.
17. Panning
Mengikuti gerakan objek dengan kamera saat shutter terbuka. Hasilnya, objek terlihat tajam tetapi background menjadi blur—menciptakan kesan dinamis dan penuh aksi.
Teknik Memegang Kamera yang Benar untuk Pemula
Bagi pemula, mengetahui cara memegang kamera dengan benar sangat penting agar hasil jepretan lebih stabil dan tajam. Berikut panduan mudah yang bisa kamu praktikkan:
Dekatkan siku ke tubuh
Saat memotret, pastikan siku kamu menempel atau menekan ke tubuh. Ini membantu menstabilkan kamera.Tumpuan dari lengan kiri
Letakkan tangan kiri sebagai tumpuan di bawah kamera atau lensa agar kamera lebih kokoh.Tekuk siku mendekati tubuh
Tekuk siku mendekati sisi tubuh untuk menambah keseimbangan.Pasang posisi kuda-kuda
Lebarkan kaki selebar bahu untuk menambah kestabilan saat berdiri.Gunakan tumpuan tambahan
Jika memungkinkan, bersandar pada tembok, tiang, atau benda lain di sekitar untuk mengurangi goyangan.Posisi jongkok atau tiarap
Saat memotret dari posisi rendah, gunakan lutut sebagai tumpuan. Kalau berbaring tiarap, pastikan tidak menutupi lensa atau flash.
Teknik Menentukan Fokus pada Kamera
Mengatur fokus adalah salah satu kunci untuk mendapatkan foto tajam dan berkualitas. Berikut beberapa mode fokus yang umum dipakai:
1. One Shot AF / Single Area AF (AF-S)
Mode ini memungkinkan kamu memilih satu titik fokus saja.
Setelah tekan setengah tombol shutter, kamera mengunci fokus dan memberi tanda bunyi.
Fokus akan tetap pada titik tersebut walau objek bergeser.
Cocok untuk objek diam seperti landscape, makanan, atau potret.
2. AI Servo AF / Continuous AF (AF-C)
Mode ini untuk memotret objek bergerak, seperti orang berjalan atau hewan.
Kamera akan terus melacak fokus mengikuti pergerakan objek.
Cocok untuk olahraga atau situasi dengan banyak aksi.
Semakin canggih kamera, semakin presisi tracking fokusnya.
3. AI Focus / Automatic AF (AF-A)
Mode otomatis yang menggabungkan dua mode sebelumnya.
Kamera akan beralih dari fokus tunggal ke continuous sesuai gerakan objek.
Sangat membantu pemula karena tidak perlu mengganti mode fokus secara manual.
Tidak semua kamera menyediakan mode ini.
4. Manual Focus (MF)
Fokus diatur secara manual lewat cincin fokus pada lensa.
Membutuhkan latihan untuk menentukan titik fokus yang tepat secara visual.
Berguna saat kondisi cahaya rendah atau objek sulit dikunci dengan autofokus.
Teknik HDR (High Dynamic Range)
HDR atau High Dynamic Range adalah teknik fotografi yang bertujuan mereproduksi jangkauan pencahayaan yang lebih luas daripada pengambilan foto biasa. Teknik ini sangat berguna untuk menangkap detail di area terang sekaligus gelap dalam satu gambar.
Cara Melakukan Teknik HDR:
1. Dengan Bracketing
Bracketing adalah teknik mengambil beberapa foto dengan exposure berbeda pada objek yang sama. Biasanya kamera DSLR menyediakan fitur ini dengan tombol bertanda BKT.
Kamu bisa mengatur kamera untuk mengambil 3 atau lebih foto dengan tingkat pencahayaan yang berbeda (misalnya under exposure, normal, dan over exposure).
Setelah foto diambil, gabungkan ketiganya menggunakan software editing khusus HDR agar mendapatkan foto dengan detail yang kaya di semua bagian.
Beberapa kamera juga menyediakan fitur Multiple Exposure (ME) yang secara otomatis menggabungkan beberapa foto dengan exposure berbeda menjadi satu gambar HDR.
2. Tanpa Bracketing
Jika kamu tidak memiliki fitur bracketing, jangan khawatir. Kamu masih bisa membuat foto HDR dengan menggunakan software seperti Dynamic Photo HDR yang dapat diunduh gratis.
Software ini akan menggabungkan beberapa foto dengan exposure berbeda yang kamu ambil secara manual.
Hasilnya biasanya lebih hidup, dengan warna dan detail yang lebih kaya dibanding foto biasa.
Teknik High Speed Photography
High speed photography adalah teknik mengambil gambar dengan kecepatan shutter sangat tinggi (misalnya 1/250 detik ke atas) untuk membekukan gerakan objek yang cepat. Teknik ini sangat berguna untuk memotret aksi cepat seperti percikan air, burung terbang, atau olahraga.
Cara Melakukan Teknik High Speed:
1. Menggunakan Flash
Aktifkan flash untuk menerangi objek secara singkat dan kuat.
Teknik ini ideal dilakukan di ruangan gelap agar cahaya dari flash jadi sumber utama dan mencegah over exposure.
Perlu tiga komponen utama: kamera dengan pengaturan shutter cepat, flash yang kuat, dan timer atau sensor untuk menangkap momen tepat.
2. Menggunakan Shutter Cepat
Teknik ini dilakukan di luar ruangan dengan cahaya yang cukup.
Gunakan shutter speed sangat tinggi supaya kamera bisa menangkap objek dengan sangat cepat, sehingga gerakan terlihat ‘beku’ dan tajam.
Pastikan pencahayaan cukup agar foto tidak gelap karena shutter cepat membatasi jumlah cahaya yang masuk.
Mengenal dan memahami berbagai teknik fotografi ini akan memperkaya gaya visual kamu dan membuat hasil jepretanmu tampak lebih profesional. Jangan takut mencoba dan bereksperimen!
Ingat: Fotografi bukan hanya soal alat, tapi soal cara melihat dan menangkap momen.