Yuk Belajar Design Thinking Untuk Kemajuan Startup Kamu

Untuk sebagian orang, istilah design thinking terdengar asing. Namun jika kamu sedang memulai start up, kamu harus tahu istilah ini. Skill atau teknik ini bisa kamu pelajari asal kamu mampu memahami suatu masalah dan menyingkirkan pemahamanmu yang sudah ada terlebih dahulu.

Sebenarnya metode ini sudah ada sejak lama dan merupakan teknik penyelesaian masalah yang inovatif. Teknik ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk atau jasa untuk bidang yang bermacam-macam. Kamu juga bisa mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari dan industri apapun.

Apa Itu Design Thinking?

Design Thinking

Design thinking adalah usaha untuk memahami asumsi pengguna dan mencoba untuk memformulasikan ulang masalah dan solusinya. Proses ini akan berupaya untuk mengidentifikasi kembali masalah agar dapat menciptakan solusi dan strategi yang lain. Dengan proses ini, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk memecahkan masalah yang ada.

Untuk memahami pengguna, kamu perlu berempati terhadap pengguna agar dapat mengetahui masalah dan asumsinya. Proses ini sangat berguna untuk memberikan solusi terhadap masalah yang masih abstrak dan tidak jelas karena menggunakan teknik reframing masalah.

Jika kamu menggunakan metode ini, kamu harus berpusat kepada pengguna dan akan melakukan banyak brainstorming dan membuat prototype atau testing. Ide dan konsep yang kamu dapat di brainstorming akan kamu tes dan coba. Kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah akan dibutuhkan pada metode ini. Banyak orang tidak menggunakan kreatifitas mereka sehingga tidak menemukan solusi.

Apa Saja Tahapannya?

Tahapan Design Thinking

Secara urut, tahapan design thinking berupa berempati, memberikan definisi ulang, membuat ide, prototipe, dan melakukan tes.

Gunakan Empati Dalam Mengidentifikasi Masalah

Tahapan pertama adalah berempati terhadap masalah yang sedang diperhadapkan. Kamu bisa melibatkan beberapa ahli agar lebih banyak mendapat gambaran tentang masalah melalui pengamatan dan keterlibatan mereka.

Di saat kamu berempati, kamu jadi lebih bisa mendapatkan pengertian pribadi tentang masalah melalui pengalaman pengguna. Empati dibutuhkan mengingat masalah yang diperhadapkan berpusat pada manusia. Kamu bisa mengutamakan pengalaman pengguna dan mengesampingkan asumsi kamu terlebih dahulu. Dengan begini kamu bisa lebih memahami kebutuhan pengguna.

Mendefinisikan Ulang Masalah

Tahapan kedua adalah memberikan definisi yang didapat dari informasi yang sudah dikumpulkan. Dengan begini, kamu harus menganalisa melalui pengamatan kamu. Pada akhirnya kamu dapat mensintesa ulang dan mengidentifikasi akar masalah.

Tahap ini berpusat pada manusia atau pengguna dan bukan kebutuhan perusahaan. Bagian ini penting untuk tahap selanjutnya agar dapat terkumpul ide-ide untuk membangun fitur lainnya yang dapat membantu menyelesaikan masalah.

Menciptakan Banyak Ide

Setelah memahami akar suatu masalah, di tahap ketiga, kamu akan menghasilkan berbagai ide sebagai hasil berpikir di luar kotak. Setelah memiliki latar belakang yang kuat, kamu dapat menemukan solusi baru untuk masalah yang sudah kamu temukan pada tahap kedua. Tahapan ketiga ini dapat menggunakan beberapa teknis seperti brainstorming, memikirkan ide yang paling mustahil sekalipun.

Dengan begitu, kamu tidak stuck sehingga dapat berkreasi untuk menemukan solusi baru. Kamu juga dapat memperluas ruang masalah. Buatlah ide sebanyak-banyaknya tentang solusi yang bisa memecahkan masalah tersebut. Kamu juga bisa memberikan tes kepada ide kamu apakah dapat berhasil atau tidak. Dengannya kamu bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang cara terbaik untuk memecahkan masalah.

Membuat Prototype

Tahapan keempat adalah membuat prototipe. Di tahapan ini, tim desain akan menciptakan produk percobaan yang murah dan kecil untuk menghasilkan solusi yang lebih baik. Kamu akan banyak bereksperimen demi memberikan solusi yang terbaik.

Melaluinya kamu akan merevisi dan terus memperbaiki solusi dilihat dari respons pengguna. Pengguna bisa saja menerima atau menolak solusi tersebut. Kamu akan lebih memiliki banyak gagasan bagus setelah mempertimbangkan pandangan dari pengguna melalui perilaku, pikiran, dan perasaan mereka.

Melakukan Testing

Tahap terakhir adalah melakukan testing. Setelah fase membuat prototipe, tim desain akan menciptakan solusi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Tim desain sudah mengidentifikasi kendala yang dihadapi pengguna saat mereka menggunakan prototipe tersebut.

Lalu mereka akan menggunakan masukkan tersebut untuk mendefinisikan kembali masalah dan menata ulang asumsi pengguna. Ini adalah tahapan untuk menyempurnakan pemahaman yang lebih dalam akan sebuah produk atau pengguna.

Baca Juga:

About Phone

Check Also

peran operator produksi

Sudah Tahu? Pentingnya Peran Operator Produksi di Pabrik!

Jika kamu saat ini sedang menekuni bidang manufaktur, perlu kamu ketahui bahwa aktivitas yang berjalan …